makalah sejarah tentang contoh historiografi: Babad Demak

BAB I PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG

Yang menjadi latar belakang masalah ini adalah keingin tahuan kami akan contoh historiografi Babad Demak.

B.   RUMUSAN MASALAH

Apa yang di maksud dengan Babad Demak?

C.   TUJUAN PENULISAN

Untuk mengetahui apa itu Babad Demak.



BAB II PEMBAHASAN
Cerita babad Demak ini dimulai setelah Prabu Brawijaya menghilang di hutan Parangerit beserta patihnya yaitu Patih Banteng. Setelah itu Raden Angka Wijaya dinobatkan sebagai raja sebagai pengganti ayahnya dan memakai nama yang sama seperti ayahnya, yaitu Prabu Brawijaya. Sedangkan Raden Gajah diangkat menjadi Patih sebagai pegganti ayahnya menjadi patih dengan nama Patih Gajahmada yang membuat Majapahit semakin maju.
Prabu Brawijaya menikah dengan putri Cempa, yang mendapat gelar Ratu Darawati. Mereka kedatangan tamu dari Arab yang bernama Ibrahim dengan tujuan akan mengislamkan seluruh Jawa, yang kemudian berganti nama Syeh Wali Lanang yang kemudian menikah dengan adik Ratu Darawati. Prabu Brawijaya juga menikah dengan Rara Endang yang semula adalah seorang raksasa, mereka memiliki anak bernama Raden Dilah. Prabu Brawijaya berkeinginan memeanfaatkan kesaktian Jaka Dilah untuk memperkuat negara Majapahit. Jaka Dilah kemudian diangkat menjadi adipati di Negara Palembang dengan nama adipati Arya Damar. Dia menikah dengan putri Cina (istri dari Prabu Brawijaya, yang sedang hamil) yang diberi oleh prabu Brawijaya dengan perantara patih Gajah Mada. Maulana Ibrahim yang menikah dengan putri Cempa mempunyai dua anak laki-laki yang bernama Raden Rahmat dan Raden Alip. Keduanya pergi ke Majapahit menempuh jalur laut. Sesampainya di Majapahit mereka disambut baik oleh Prabu Brawijaya dan bibinya yaitu Ratu Darawati. Di sana mereka juga menyebarkan Agama Islam.
Raden Rahmat menikah dengan Dyah Manila. Dia ditempatkan di Ampelgading dengan nama sunan Ampel. Raden Alip menikah dengan putri prabu Brawijaya. Dia ditempatkan di Gresik banyak orang Majapahit yang sudah memeluk Islam.
Manyanasekar putri dari prabu Dayaningrat yang bersuamikan seekor buaya putih. Mereka mempunyai anak yang bernama Jaka Sengara. Jaka Sengara mengabdikan diri kepada raja Majapahit dia kemudian diangkat menjadi adipati Pengging dengan nama Dayaningrat dan menikah dengan putri prabu Brawijaya Dyah Mandayaresmi.
Syeh Maulana Magribi dan Rasawulan memiliki anak yang kemudian dirawat oleh seorang janda di desa Tarub. Anak itu kemudian terkenal dengan nama Jaka Tarub. Kemudian menikah dengan seorang Bidadari bernama Nawangwulan. Mereka mempunyai anak bernama Nawangsih.
Prabu Brawijaya mengutus Bondangejawan ke Tarub untuk berguru kepada Ki Ageng Tarub (Jaka Tarub). Nama Bondangejawan diganti dengan nama Lampupeteng. Kemudian Bondangejawan menikah dengan Nawangsih, putri Ki Ageng Tarub. Sementara itu. Adipati Arya Damar yang dahulu menerima istri pemberian prabu Brawijaya, hidup di Palembang. Mereka memiliki putra yaitu Raden Patah (yang sebenarnya anak dari Prabu Brawijaya) dan Raden Timbal.
Raden Patah dan Raden Timbal berangkat berlayar menuju Majapahit. Dan singgah di Cirebon, tempat pangeran Modang. Dalam perjalanan Raden Patah bertemu dengan Warapala. Raden Timbal dengan keduapuluh temanya pergi ke Majapahit sedangakan Raden Patah dan Warapal pergi ke Ampel Gading. Raden Patah diambil sebagai menantu Sunan Ampel. Atas petunjuk Sunan Ampel, Raden Patah dan istrinya  pergi ke hutan bintara untuk membabat hutan. Pembabatan hutan tersebut akhirnya disetujui oleh prabu Brawijaya atas penjelasan dari Raden Usen (Raden Timbal). Nama Raden Patah diganti dengan Adipati Natapraja.
Halaman: 1 2 3 4 5
klik tombol download dibawah unutk men-download file docx (microsoft word siap print) makalah ini




Post a Comment

0 Comments