BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang saling berkaitan. Manusia dengan kemampuan akalnya membentuk budaya, dan budaya dengan nilai-nilainya menjadi landasan moral dalam kehidupan manusia. Seseorang yang berperilaku sesuai nilai-nilai budaya, khususnya nilai etika dan moral, akan disebut sebagai manusia yang berbudaya. Selanjutnya, perkembangan diri manusia juga tidak dapat lepas dari nilai-¬nilai budaya yang berlaku. Sebuah masyarakat yang maju, kekuatan penggeraknya adalah individu-individu yang ada di dalamnya. Tingginya sebuah kebudayaan masyarakat dapat dilihat dari kualitas, karakter dan kemampuan individunya.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana persebaran keragaman budaya di indonesia?
C. TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui persebaran keragaman budaya di indonesia.
BAB II PEMBAHASAN
A. BUDAYA DAN KEBUDAYAAN
Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kata budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia.
Koentjaraningrat (1990) mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem mencakup segala hal yang merupakan hasil cipta, karsa, dan karya manusia yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Karya yaitu masyarakat yang menghasilkan tekhnologi dan kebudayaan kebendaan yang terabadikan pada keperluan masyarakat. Rasa atau karsa yang meliputi jiwa manusia yaitu kebijaksanaan yang sangat tinggi di mana aturan kemasyarakatan terwujud oleh kaidah-kaidah dan nilai-nilai sehingga denga rasa itu, manusia mengerti tempatnya sendiri, bisa menilai diri dari segala keadaannya.
Menurut Ki Hajar Dewantara, kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang saling berkaitan. Manusia dengan kemampuan akalnya membentuk budaya, dan budaya dengan nilai-nilainya menjadi landasan moral dalam kehidupan manusia. Seseorang yang berperilaku sesuai nilai-nilai budaya, khususnya nilai etika dan moral, akan disebut sebagai manusia yang berbudaya. Selanjutnya, perkembangan diri manusia juga tidak dapat lepas dari nilai-¬nilai budaya yang berlaku. Sebuah masyarakat yang maju, kekuatan penggeraknya adalah individu-individu yang ada di dalamnya. Tingginya sebuah kebudayaan masyarakat dapat dilihat dari kualitas, karakter dan kemampuan individunya.
Dalam kebudayaan terdapat nilai-nilai yang dianut masyarakat setempat dan hal itu memaksa manusia berperilaku sesuai budayanya. Antara kebudayaan satu dengan yang lain terdapat perbedaan dalam menentukan nilai-nilai hidup sebagai tradisi atau adat istiadat yang dihormati. Adat istiadat yang berbeda tersebut, antara satu dengan lainnya tidak bisa dikatakan benar atau salah, karena penilaiannya selalu terikat pada kebudayaan tertentu.
B. BUDAYA NASIONAL
Secara umum, budaya dibedakan menjadi dua macam, yaitu budaya daerah dan budaya nasional. Budaya daerah adalah suatu kebiasaan dalam wilayah atau daerah tertentu yang diwariskan secara turun-temurun oleh generasi terdahulu pada generasi berikutnya pada ruang lingkup daerah tersebut. Budaya daerah muncul saat penduduk suatu daerah telah memiliki pola pikir dan kehidupan sosial yang sama sehingga itu menjadi suatu kebiasaan yang membedakan mereka dengan penduduk di wilayah lain. Budaya daerah sendiri mulai terlihat berkembang di Indonesia pada zaman kerajaan – kerajaan terdahulu. Itu dapat dilihat dari cara hidup dan interaksi sosial yang dilakukan masing-masing masyarakat kerajaan di Indonesia yang berbeda satu sama lain. Dari bermacam-macam budaya daerah tersebut maka muncullah sesuatu yang disebut Budaya Nasional.
Budaya nasional adalah gabungan dari budaya daerah yang ada di negara tersebut. Budaya daerah yang mengalami asimilasi dan akulturasi dengan daerah lain di suatu negara akan terus tumbuh dan berkembang menjadi kebiasaan-kebiasaan dari negara tersebut. Misalkan daerah satu dengan yang lain memang berbeda, tetapi jika dapat menyatukan perbedaan tersebut maka akan terjadi budaya nasional yang kuat yang bisa berlaku di semua daerah di negara tersebut walaupun tidak semuanya dan juga tidak mengesampingkan budaya daerah tersebut. Contohnya Pancasila sebagai dasar negara, Bahasa Indonesia dan Lagu Kebangsaan yang dicetuskan dalam Sumpah Pemuda 12 Oktober 1928 yang diikuti oleh seluruh pemuda berbagai daerah di Indonesia yang membulatkan tekad untuk menyatukan Indonesia dengan menyamakan pola pikir bahwa Indonesia memang berbeda budaya tiap daerahnya tetapi tetap dalam satu kesatuan Indonesia Raya dalam semboyan “bhineka tunggal ika”.
Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional.
Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari pernyataannya:
Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama. Di samping terdapat istilah kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional, juga terdapat istilah kebudayaan Indonesia. Kebudayaan Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelumIndonesia merdeka pada tahun 1945.
C. KONSEP KERAGAMAN BUDAYA NASIONAL
Keragaman budaya atau “cultural diversity” di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 200 juta orang, mereka tinggal tersebar di pulau- pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok suku bangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda.
Berkaitan dengan sejarah, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Interaksi Bukan hanya antar kelompok sukubangsa yang berbeda, tetapi meliputi antar peradaban yang ada di dunia.
Di Indonesia pada saat itu adalah sebuah wilayah dari kerajaan besar Mataram dan Kerajaan Sriwijaya mempengaruhi penyebaran agama Hindu-Budha sampai akhirnya agama Islam masuk dan banyak dipeluk oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, ini juga menjadi faktor penentu beragamnya budaya di Indonesia. Selain itu, labuhnya kapal-kapal Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang Gujarat dan pesisir Jawa juga memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia.
Di samping karena sejarah demikian, letak Indonesia secara umum juga menjadi penyumbang kenapa terdapat beranekaragam budaya di Indonesia. Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai merauke menyimpan begitu banyak budaya. Hal inilah yang selanjutnya akan dipelajari pada sub materi selanjutnya.
Dengan keanekaragaman kebudayaannya, Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Indonesia memang banyak dikenal dengan keanekaragaman budaya yang ada. Terdapat begitu banyak budaya yang ada. Kebudayaan itu sendiri sangat bermacam-macam, mulai dari teknologi, bahasa, kesenian, dongeng, atau tradisi daerah yang beragam. Setiap daerah di Indonesia, memiliki kebudayaan-kebudayaan itu dengan ciri khas masing-masing.
D. PERSEBARAN KERAGAMAN BUDAYA DI INDONEISA
Jika disatukan maka berbagai budaya tersebut dapat diwilayahkan sesuai dengan persebarannya. Region budaya di Indonesia biasanya dibagi berdasar budaya suatu suku/ras yang besar, misalnya Region Budaya Jawa, Region budaya Sunda, Region Budaya Melayu, dan lain-lain. Budaya mempunyai cakupan yang luas, sehingga region budaya dapat dibuat berdasarkan unsur budaya tersebut, misalnya unsur bahasa, kesenian, mata pencaharian, adat-istiadat, makanan khas, bentuk tempat tinggal, dan lain-lain.
1. Region Budaya Batak
Region Budaya Batak sebagian besar mendiami daerah pegunungan Sumatera Utara, mulai dari perbatasan provinsi Nanggroe Aceh Darussalam di sebelah utara sampai ke perbatasan provinsi Riau dan provinsi Sumatra Barat disebelah selatan.Kehidupan masyarakat Batak dipengaruhi oleh beberapa agama seperti Islam, Kristen, Katholik, Hindu dan Budha. Agama Kristen dan Islam sejak abad ke-19 telah masuk dan mempengaruhi masyarakat Batak. Menurut kepercayaan nenek moyangnya, orang-orang Batak mengenal tiga konsep jiwa atau roh yaitu tondi, sahala dan begu. Suku bangsa Batak menganut sistem kekerabatan patrilineal yaitu mengikuti garis keturunan dari pihak bapak atau laki-laki. Dalam hal kesenian,seperti yang telah ada pada tabel 1, kesenian Batak sangat kaya mulai dari seni tari hingga bangunan tradisional. Kesenian suku Batak juga tercermin dari motif-motif khas pada kain ulos, upacara kematian, pakaian adat dan lagu-lagu daerah.
2. Region Budaya Minangkabau
Region ini berada di wilayah Sumatera Barat, Separuh Daratan Riau, Bagian Utara Bengkulu, Bagian Barat Jambi, Pantai Barat Sumatera Utara, Barat Daya Aceh . Masyarakat Minang saat ini merupakan pemeluk agama Islam, jika ada masyarakatnya keluar dari agama Islam (murtad), secara langsung yang bersangkutan juga dianggap keluar dari masyarakat Minang, dalam istilahnya disebut "dibuang” sepanjang adat.
Suku Minangkabau menganut sistem kekerabatan matrilineal yaitu mengikuti garis keturunan dari pihak ibu atau perempuan. Kedudukan ayah berada diluar keluarga istri dan anak-anaknya. Kekuasaan dan kekayaan sepenuhnya di pihak istri dan anak-anaknya walaupun suaminya yang mencari nafkah.
3. Region Budaya Sunda
Berasal dan bertempat tinggal di daerah Pasundan, Jawa Barat. Daerah kebudayaan suku bangsa sunda secara geografis di sebelah timur di batasi oleh sungai Cilosari dan sungai Citanduy yang merupakan batas bahasa Sunda dengan bahasa Jawa. Dalam dialek bahasa sunda mengenal tingkatan dari yang paling halus sampai yang paling kasar. Masyarakat sunda sebagian besar memeluk agama islam. Orang-orang sunda di kenal cukup ta’at dalam menjalankan ajaran agama islam. Namun di daerah-daerah pedesaan masih ada orang-orang sunda yang percaya pada hal-hal yang bersifat ghaib dan takhayul. Sistem kekerabatan suku bangsa sunda ialah parental yaitu mengikuti garis keturunan dari kedua orang tua (ayah dan ibu). Seni pertunjukan tradisional seperti calung, angklung, gendang pencak, debus, sisingaan,wayang golek dan sebagainya. Seni tari seperti tari jaipong, merak dan patilaras.
4. Region Budaya Jawa
Daerah kebudayaan suku bangsa jawa meliputi seluruh bagian tengah dan timur pulau Jawa. Berdasarkan tingkatannya terdapat dua macam dialek bahasa Jawa, yaitu bahasa Jawa Ngoko dan bahasa Jawa Krama. Bahasa Jawa ngokodigunakan kepada orang yang dikenal secara akrab, orang yang lebih muda dan orang yang lebih rendah status sosialnya. Bahasa Jawa karma dipakai untuk berbicara dengan orang yang belum dikenal secara akrab orang yang sebaya dalam usia maupun derajat, serta orang yang lebih tua umur dan status sosialnya.
Suku bangsa Jawa umumnya memeluk agama Islam. Selain itu, orang Jawa percaya pada suatu kekuatan yang disebut kesakten, seperti percaya kepada arwah leluhur, makhluk halus, jin, benda keramat dan sebagainya. Mereka yang percaya bahwa makhluk halus selain dapat mendatangkan keselamatan juga menimbulkan malapetaka. Untuk menghindarinya mereka berpuasa, mengadakan selamatan dan bersaji. Sistem kekerabatan suku Jawa adalah bilateral dengan Corak kesenian masyarakat jawa mencerminkan pengaruh seni budaya luar. Orang jawa memiliki sejumlah pakaian adat, seperti pakaian adat solo, pakaian adat Yogyakarta dan pakaian adat Surakarta.
Seni bangunan tradisional Jawa memiliki bentuk-bentuk yang berbeda diantaranya bentuk joglo adalah rumah adat Jawa Tengah sedangkan bangsal kencono adalah bentuk keraton Yogyakarta. Jenis tarian yang paling terkenal, antara lain tari serimpi (tarian keratin pada masa lalu), tari kendalen (tarian keprajuritan), tari merak (tarian yang mengisahkan keindahan), tari jejer (tarian untuk menyambut tamu), tarian sacral bedhaya ketawang (tarian agar budaya keratin terus lestari), dan sebaginya. Seni pertunjukan traisional Reog ponorogo.
5. Region Budaya Bali
Perbedaan pengaruh budaya Hindu-Jawa di daerah Bali pada zaman Majapahit dahulu, menyebabkan terbentuknya dua golongan masyarakat, yaitu Bali-Aga dan Bali-Majapahit. Bali-Aga kurang begitu dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-Jawa. Sebaliknya, Bali-Majapahit sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-Buddha.
Suku Bali umumnya menganut agama Hindu-Bali. Ajaran agama Hindu-Bali mengandung unsur-unsur asli kebudayaan Bali yang telah lama berkembang. Orang Bali percaya pada satu konsep satu Tuhan dalam satu Trimurti, yaitu Brahma (dewa pencipta), Swiya (dewa penghancur), dan Wisnu (dewa pelindung).Semua ajaran itu tercantum pada kitab suci yang bernama Weda. Perkawinan di Bali ditentukan oleh kasta. Wanita dari kasta tinggi tidak boleh menikah menikah dengan laki-laki dari kasta rendah begitupun sebaliknya. Seni bangunan di Bali ampak pada bangunan candi yang banyak terdapat di Bali, seperti Gapura Candi Bentar sedangkan tari tradisional bali antara lain tari sanghyang, tari barong, tari kecak dan sebagainya serta upacara keagamaan yang terkenal adalah ngaben.
6. Region Budaya Dayak
Suku bangsa Dayak terdapat di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Mereka biasanya hidup di pedalaman. Suku Dayak terkenal dengan kepandaian menganyam kulit rotan yang berupa tikar, topi dan keranjang. Sistem religi suku bangsa dayak ialah Kaharingan (air kehidupan). Dalam mitologi kuno masyarakat dayak, air kehidupan itulah yang member kehidupan kepada manusia. Orang-orang dayak yang menganut agama tersebut mempercayai bahwa alam semesta itu penuh dengan makhluk-makhluk halus dan roh-roh (ngaju ganan) yang menempati batu-batu besar, pohon-pohon besar, hutan belukar, sungai, danau, dan sebagainya. Sistem kekerabatan suku bangsa dayak adalah ambilineal, yaitu garis keturunan dari laki-laki dan perempuan yaitu memungkinkan individu untuk memilih garis keturunan mereka sendiri. Sejak dulu, orang dayak dikenal pandai membuat kain tenun dari kapas dan kulit kayu. Pakaian adat asli laki-laki dayak disebut ewah (cawat) yang dibuat dari kulit kayu, sedangkan kau wanitanya menggunakan kain sarung dan baju yang juga terbuat dari kuit kayu. Rumah adat orang Dayak dinamakan rumah panjang. Tarian orang dayak banyak jenisnya, antara lain tari balean dades, tari tambun, dan tari bungai.
7. Region Budaya Bugis-Makassar
Daerah kebudayaan Bugis-Makassar meliputi daerah Sulawesi Selatan dan dibagi lagi menjadi empat suku bangsa yaitu Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Suku bangsa Bugis menggunakan bahasa Ugi dan suku bangsa Makassar menggunakan bahasa Mangasara. Sistem kepercayaan suku Bugis dibagi menjadi dua yaitu kepercayaan Lo Tang dan Agama Islam. Kepercayaan Lo Tang dalam bahasa bugis adalah kepercayaan yang menyembah Dewata Sawwa sebagai Tuhan. Sistem kekerabatan masyarakat bugis disebut dengan assiajingeng yang tergolong bilateral/parental yitu sistem kekerabatan yang mengikuti lingkungan pergaulan hidup dari ayah maupun dari pihak ibu atau garis keturunan berdasarkan kedua orang tua. Hubungan kekerabatan ini menjadi sangat luas disebabkan karena selain ia menjadi anggota keluarga ibu, ia juga menjadi anggota keluarga dari pihak ayah. Kerajinan rumah tangga yang khas adalah tenunan sarung sutra dari Mandar dan Wajo. Tenunan sarung samarinda dari bulukumba sangat terkenal tidak hanya di Nusantara, tetapi juga sampai keluar negeri.
8. Region Budaya Papua
Suku di Papua adalah suku-suku yang tinggal di pulau Papua, mereka satu rumpun dengan penduduk benua Australia asli yaitu suku/orang Aborigin. Suku papua yang berada di Indonesia yang menempati sisi sebelah barat Pulau Papua/West New Guinea terdiri atas 466 suku bangsa. Diantaranya yang terbesar jumlahnya adalahDani, Ahmad, Bauzi,Asmat, dan Amungme. Daerah kebudayaan suku bangsa Asmat ialah daerah pegunungan yang lebat di bagian Selatan Papua (Irian). Suku bangsa Asmat menggunakan bahasa lokal yang disebut bahasa Asmat, yang merupakan rumpun bahasa non-Melanesia (bahasa Irian-Papua). Suku bangsa Asmat mempercayai bahwa mereka merupakan keturunan dewa yang turun dari dunia gaib di seberang laut di belakang ufuk matahari yang terbenam setiap hari. Suku bangsa Asmat juga mengenal macam-macam upacara keagamaan untuk berkomunikasi dengan arwah leluhurnya. Upacara menghorati arwah leluhurnya dahulu berkaitan erat dengan menghias perisai dan mengukir topeng. Pembuatan patung dimeriahkan dengan pesta makan, nyanyian, dan tarian semalam suntuk. Garis keturunan ditarik secara patrilineal (garis keturunan pria) dengan adat menetap sesudah menikah yang virilokal. Adat virilokal adalah yang menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan menetap disekitar kediaman kaum kerabat suami.
Sistem kesenian suku bangsa Asmat erat kaitannya dengan sistem religi atau kepercayaan. Orang Asmat dikenal memiliki keahlian yang tinggi dalam bidang seni ukir, terutama ukir patung, topeng, perisai, tifa dan tombak. Selain itu juga ala-alat rumah tangga seperti kapak dari batu.
Suku asmat memiliki cara yang sangat sederhana untuk merias diri mereka yaitu tanah merah untuk menghasilkan warna merah, untuk menghasilkan warna putih dari kulit kerang yang sudah dihaluskan dan untuk menghasilkan warna hitam dari arang kayu yang dihaluskan.
BAB III KESIMPULAN
Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kata budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia.
Budaya nasional adalah gabungan dari budaya daerah yang ada di negara tersebut. Budaya daerah yang mengalami asimilasi dan akulturasi dengan daerah lain di suatu negara akan terus tumbuh dan berkembang menjadi kebiasaan-kebiasaan dari negara tersebut.
Keragaman budaya atau “cultural diversity” di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 200 juta orang, mereka tinggal tersebar di pulau- pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok suku bangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda.
Jika disatukan maka berbagai budaya tersebut dapat diwilayahkan sesuai dengan persebarannya. Region budaya di Indonesia biasanya dibagi berdasar budaya suatu suku/ras yang besar, misalnya Region Budaya Jawa, Region budaya Sunda, Region Budaya Melayu, dan lain-lain. Budaya mempunyai cakupan yang luas, sehingga region budaya dapat dibuat berdasarkan unsur budaya tersebut, misalnya unsur bahasa, kesenian, mata pencaharian, adat-istiadat, makanan khas, bentuk tempat tinggal, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://werdiati.blogspot.co.id/2014/09/sebaran-keragaman-budaya.html
klik tombol download dibawah unutk men-download file docx (microsoft word siap print) makalah ini
Post a Comment
0 Comments