makalah sejarah peminatan tentang babad tanah jawi kerajaan banten hindu-islam

BAB I PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG

Babad Tanah Jawi (bahasa Indonesia "Sejarah Tanah Jawa") adalah sebutan untuk kumpulan naskah berbahasa Jawa yang berisi sejarah raja-raja yang pernah bertahta di pulau Jawa. Terdapat beragam susunan dan isi dan tidak ditemukan salinan yang berusia lebih tua daripada abad ke-18. Dibuat sebagai suatu karya sastrasejarah yang berbentuk tembang Jawa. Sebagai babad/babon/buku besar dengan pusat kerajaan zaman Mataram, buku ini tidak pernah lepas dalam setiap kajian mengenai hal hal yang terjadi di tanah Jawa.


B.   RUMUSAN MASALAH

1.      seperti apakah babad tanah jawi itu?;
2.      bagaimana sejarah kerajaan Banten Hindu-Islam?.

C.   TUJUAN PENULISAN

1.      untuk mengetahui babad tanah jawi;
2.      untuk mengetahui sejarah kerajaan Banten Hindu-islam.


BAB II PEMBAHASAN
A.   BABAD TANAH JAWI

Babad Tanah Jawi (bahasa Indonesia "Sejarah Tanah Jawa") adalah sebutan untuk kumpulan naskah berbahasa Jawa yang berisi sejarah raja-raja yang pernah bertahta di pulau Jawa. Terdapat beragam susunan dan isi dan tidak ditemukan salinan yang berusia lebih tua daripada abad ke-18. Dibuat sebagai suatu karya sastrasejarah yang berbentuk tembang Jawa. Sebagai babad/babon/buku besar dengan pusat kerajaan zaman Mataram, buku ini tidak pernah lepas dalam setiap kajian mengenai hal hal yang terjadi di tanah Jawa.
Buku ini juga memuat silsilah raja-raja cikal bakal kerajaan Mataram, yang juga unik dalam buku ini sang penulis memberikan cantolan hingga nabi Adam dan nabi-nabi lainnya sebagai nenek moyang raja-raja Hindu di tanah Jawa hingga Mataram Islam.
Silsilah raja-raja Pajajaran yang lebih dulu juga mendapat tempat. Berikutnya Majapahit, Demak, terus berurutan hingga sampai kerajaan Pajang dan Mataram pada pertengahan abad ke-18.
Buku ini telah dipakai sebagai salah satu babon rekonstruksi sejarah pulau Jawa. Namun menyadari kentalnya campuran mitos dan pengkultusan, para ahli selalu menggunakannya dengan pendekatan kritis.
Babad Tanah Jawi ini memiliki banyak versi. Menurut ahli sejarah Hoesein Djajadiningrat, kalau mau disederhanakan, keragaman versi itu dapat dipilah menjadi dua kelompok. Pertama, babad yang ditulis oleh Carik Braja atas perintah Sunan Paku Buwono III. Tulisan Braja ini lah yang kemudian diedarkan untuk umum pada 1788. Sementara kelompok kedua adalah babad yang diterbitkan oleh P. Adilangu II dengan naskah tertua bertanggal tahun 1722.
Perbedaan keduanya terletak pada penceritaan sejarah Jawa Kuno sebelum munculnya cikal bakal kerajaan Mataram. Kelompok pertama hanya menceritakan riwayat Mataram secara ringkas, berupa silsilah dilengkapi sedikit keterangan, sementara kelompok kedua dilengkapi dengan kisah panjang lebar.
Babad Tanah Jawi telah menyedot perhatian banyak ahli sejarah. Antara lain ahli sejarah HJ de Graaf. Menurutnya, apa yang tertulis di Babad Tanah Jawi dapat dipercaya, khususnya cerita tentang peristiwa tahun 1600 sampai zaman Kartasura pada abad ke-18. Demikian juga dengan peristiwa sejak tahun 1580 yang mengulas tentang kerajaan Pajang. Namun, untuk cerita setelah era itu, de Graaf tidak berani menyebutnya sebagai data sejarah karena terlalu sarat dengan campuran mitologi, kosmologi, dan dongeng.
Selain Graaf, Meinsma berada di daftar peminat Babad Tanah Jawi. Bahkan pada tahun 1874, dia menerbitkan versi prosa yang dikerjakan oleh Kertapraja. Meinsma mendasarkan karyanya pada babad yang ditulis Carik Braja. Karya Meinsma ini lah yang banyak beredar hingga kini.
Menjelang Perang Dunia II, Balai Pustaka juga menerbitkan berpuluh-puluh jilid Babad Tanah Jawi dalam bentuk aslinya. Asli sesungguhnya karena dalam bentuk tembang dan tulisan Jawa.
Halaman 1 2 34 5 6 7
klik tombol download dibawah unutk men-download file docx (microsoft word siap print) makalah ini




Post a Comment

0 Comments