biologi xii
laporan praktik biologi tentang pertumbuhan dan perkembangan
by
A. Taufik
September 07, 2020
LAPORAN PRAKTIK BIOLOGI
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
DISUSUN OLEH
fikmakalah.blogspot.com
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah, segala puji bagi Allah, semoga kita senantiasa ada dalam lindungan dan limpahan rahmatnya.
Pada praktik kali ini, kami akan meneliti bagaimana terjadinya pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
Kami menyadari keterbatasan ilmu yang kami miliki dalam penyusunan laporan ini, saran dan masukan sangat kami harapkan supaya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
Cidaun, 11 Maret 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 1
C. TUJUAN PENELITIAN 1
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 1
A. PENGERTIAN PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN 1
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN 2
BAB III METODE PENELITIAN 4
A. ALAT DAN BAHAN 4
B. PROSEDUR KERJA 4
C. HASIL PENELITIAN 5
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 5
A. PERKECAMBAHAN 5
B. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN 5
BAB V KESIMPULAN 11
LAMPIRAN 12
DAFTAR PUSTAKA 12
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap mahluk hidup baik itu binatang maupun tumbuhan pasti mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah Peristiwa perubahan biologis pada makhluk hidup yang berupa pertambahan ukuran (volume, massa, tinggi, dan sebagainya), sedangkan perkembangan adalah proses mahluk hidup menuju kedewasaan. Perkembangan bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dalam ukuran (jumlah, volume, dan massa). Perkembangan pada tumbuhan umumnya berlangsung seiring dengan pertumbuhan. Tumbuhan dikatakan dewasa apabila siap untuk melakukan fertilisasi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana proses terjadinya pertumbuhan pada tanaman?;
2. Bagaimana proses terjadinya perkembangan pada tanaman?.
C. TUJUAN PENELITIAN
1. untuk memebuhi tugas praktik biologi.
2. Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya pertmubuhan pada tanaman.
3. Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya perkembagan pada tanaman.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. PENGERTIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Peristiwa perubahan biologis pada makhluk hidup yang berupa pertambahan ukuran (volume, massa, tinggi, dan sebagainya) disebut pertumbuhan. Pertumbuhan bersifat irreversibel atau tidak dapat kembali seperti semula. Pertumbuhan dapat terjadi karena di dalam tumbuhan terdapat jaringan meristematis. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kualitatif maupun kuantitatif. Pengukuran perubahan panjang atau tinggi batang dapat dilakukan dengan alat ukur misalnya penggaris, jangka sorong, atau dengan auksanometer. Pengukuran pertumbuhan akan menghasilkan grafik berbentuk huruf S yang dikenal dengan grafik sigmoid. Berdasarkan grafik ini, pertumbuhan dapat dibedakan menjadi empat fase yaitu fase awal (pertumbuhan secara lamban), fase log (pertumbuhan mencapai maksimum), fase perlambatan (pertumbuhan menjadi lambat), dan fase stasioner (pertumbuhan terhenti). Pada fase log terjadi pertumbuhan yang sangat cepat dan diikuti penurunan kecepatan pertumbuhan.
Setelah biji berkecambah, akan terbentuk bibit yang dilengkapi dengan akar, batang, dan daun. Peristiwa itu terjadi karena proses diferensiasi sel-sel meristem. Diferensiasi yang dilakukan tumbuhan bertujuan agar tumbuhan mencapai tingkat kedewasaan. Proses menuju tingkat kedewasaan pada masingmasing individu disebut perkembangan. Perkembangan bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dalam ukuran (jumlah, volume, dan massa). Perkembangan pada tumbuhan umumnya berlangsung seiring dengan pertumbuhan. Tumbuhan dikatakan dewasa apabila siap untuk melakukan fertilisasi.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
1. FAKTOR INTERNAL
Tumbuhan menghasilkan beberapa jenis hormon tumbuhan di antaranya auksin, giberelin, gas etilen, sitokinin, dan asam absisat. Hormon tersebut diproduksi di dalam tubuh, tetapi dipengaruhi oleh kondisi eksternal.
NAMA HORMON | FUNGSI |
Auksin | § Pembentangan sel § Pembelahan sel § Merangsang pembentukan buah dan bunga |
Giberelin | § Menyebabkan tanaman berbunga sebelum waktunya § Menyebabkan tanaman tumbuh tinggi § Memacu aktivitas kambium § Menghasilkan buah yang tidak berbiji § Membantu perkecambahan biji |
Gas etilen | • Mempercepat pemasakan buah • Mempertebal pertumbuhan batang · Pengguguran bunga |
Sitokinin | • Merangsang pertumbuhan akar sehingga lebih cepat memanjang • Mempercepat pelebaran daun • Perangsang pertumbuhan tanaman ke arah samping dan pucuk tanaman • Merangsang aktivitas pembelahan sel • Membantu perkecambahan biji |
Asam absisat | • Mengurangi kecepatan pembelahan • Mengurangi pemanjangan sel • Membantu pengguguran bunga • Menyebabkan dormansi |
2. FAKTOR EKSTERNAL
a) Suhu
Suhu merupakan faktor lingkungan yang penting bagi tumbuhan karena berhubungan dengan kemampuan melakukan fotosintesis, translokasi, respirasi, dan transpirasi. Tumbuhan memiliki suhu optimum untuk dapat tumbuh dan berkembang. Suhu optimum merupakan suhu yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman secara ideal. Selain suhu optimum, tanaman juga mempunyai suhu maksimum dan minimum yang bisa diterima olehnya. Suhu maksimum merupakan suhu tertinggi yang memungkinkan tumbuhan masih dapat bertahan hidup. Suhu minimum merupakan suhu terendah yang memungkinkan tumbuhan bertahan hidup. Sebagian besar tumbuhan memerlukan temperatur sekitar 10°–38°C untuk pertumbuhannya.
b) Cahaya
Cahaya berperan penting dalam proses fotosintesis. Apabila makanan yang dihasilkan dari proses fotosintesis berkurang atau bahkan tidak ada, jaringan menjadi mati karena kekurangan makanan. Namun demikian cahaya yang dibutuhkan tumbuhan jumlahnya tidak boleh terlalu banyak. Cahaya yang berlebihan justru akan menghambat pertumbuhan. Demikian juga kekurangan cahaya juga berakibat buruk bagi tanaman. Contoh akibat dari hasil fotosintesis yang berkurang misalnya tanaman yang tumbuh di ruangan gelap, ukuran batangnya jauh lebih panjang dibandingkan tumbuhan yang memperoleh cukup cahaya matahari. Tanaman ini berwarna pucat dengan batang lemah dan kurus. Pertumbuhan dalam tempat gelap semacam ini disebut etiolasi.
c) Kelembapan
Tanah lembap sangat cocok untuk pertumbuhan, terutama saat perkecambahan biji. Hal ini karena tanah lembap menyediakan cukup air untuk mengaktifkan enzim dalam biji serta melarutkan makanan dalam jaringan. Tingkat pengaruh kelembapan udara atau tanah pada tumbuhan berbeda-beda. Ada tanaman yang membutuhkan kelembapan udara dan kelembapan tanah yang tinggi, misalnya lumut hati. Sebaliknya, ada juga tanaman yang tumbuh dengan baik pada dengan kelembapan udara dan tanah kelembapan rendah, misalnya Aloe vera (lidah buaya) dan beberapa jenis tanaman anggrek.
d) Air dan mineral
Tumbuhan membutuhkan air, CO2, dan mineral. Air dan CO2 merupakan bahan utama untuk berlangsungnya fotosintesis. Gas CO2 diambil melalui stomata dan lentisel. Adapun air dan mineral diambil dari tanah melalui akar, kecuali pada tumbuhan tertentu, misalnya tanaman kantong semar (Venus sp. Atau Nephentes sp.). Tanaman ini memperoleh senyawa nitrogen (protein asam amino) dan mineral dari serangga yang masuk perangkapnya. Air juga sangat diperlukan dalam perkecambahan biji. Saat perkecambahan, air digunakan untuk mengaktifkan enzim-enzim dalam biji. Tanpa air, perkecambahan biji akan tertunda (dormansi). Mineral sangat diperlukan untuk proses pertumbuhan. Misalnya pembentukan klorofil sangat membutuhkan mineral Mg. Mineral yang diperlukan oleh tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu makroelemen dan mikroelemen. Elemen mineral yang dibutuhkan dalam jumlah besar disebut makroelemen, sedangkan elemen mineral yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit disebut mikroelemen.
e) Ketersediaan oksigen
Setiap makhluk hidup memerlukan oksigen untuk respirasi aerob dalam tubuh. Melalui respirasi aerob, tumbuhan dapat memperoleh energi untuk Pertumbuhannya. Oleh karena itu, biji-biji tidak akan berkecambah tanpa adanya oksigen.
Khusus pada perkembangan, selain ditentukan oleh faktorfaktor di atas juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya, di antaranya letak sel dalam jaringan.
Meristem sekunder yang terletak di daerah lingkaran kambium berfungsi memperbesar diameter batang tanaman. Hal ini terjadi karena kambium selalu membelah ke arah samping. Sel-sel kambium yang terletak di bagian dalam
akan terdiferensiasi menjadi xilem dan bagian luar akan terdiferensiasi menjadi floem. Kambium akan membelah kembali dan terjadi pengulangan proses seperti di atas. Pada akhirnya, sel yang terletak di bagian sebelah dalam kambium membentuk jaringan xilem, sedangkan ke arah luar membentuk jaringan floem.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. ALAT DAN BAHAN
1. Biji jagung ( Zea mays)
2. Biji padi (Oryza sativa)
3. Biji kacang panjang (Vigna unguiculata ssp. sesquipedalis)
4. Bekas aqua gelas
5. Tissue
B. PROSEDUR KERJA
1. PERKECAMBAHAN
a. siapkan bekas aqua gelas sebanyak 6 buah
b. siapkan tissue basah
c. masukan tissue basah kedalam bekas aqua gelas
d. siapkan biji tanaman jaugng, padi dan kacang panjang
e. balut biji tanaman tadi dengan tissue basah dan simpan di bekas aqua gelas
f. ukurlah radikula dan fulmula selama penelitian.
2. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
a. siapkan bekas aqua gelas sebanyak 6 buah
b. masukan tanah kedalam bekas aqua gelas
c. masukan biji tanaman kedalam tanah
d. ukurlah tinggi tanaman selama penelitian
C. HASIL PENELITIAN
1. PERKECAMBAHAN
HARI | TANAMAN | |||||||||||
JAGUNG I | JAGUNG II | PADI I | PADI II | KACANG PANJANG I | KACANG PANJANG II | |||||||
AKAR | BATANG | AKAR | BATANG | AKAR | BATANG | AKAR | BATANG | AKAR | BATANG | AKAR | BATANG | |
5/3 2018 | 3 | 1,5 | 2,5 | 0,5 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 3 | 0 | 4 |
6/3 2018 | 3 | 1,5 | 3,5 | 1 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 3,5 | 0 | 5 |
7/3 2018 | 3 | 1,5 | 3,5 | 1 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 3,5 | 0 | 6 |
8/3 2018 | 4 | 4,5 | 4 | 2 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 6 | 0 | 7 |
9/3 2018 | 4 | 4,5 | 4 | 2,5 | 0 | 0 | 0 | 0 | 1,5 | 7 | 2 | 7 |
Rata-rata | 3,4 | 2,7 | 3,5 | 1,4 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0,3 | 4,6 | 0,4 | 5,8 |
(ukuran dalam Centi Meter)
2. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
HARI | TANAMAN | |||||
JAGUNG I | JAGUNG II | PADI I | PADI II | KACANG PANJANG I | KACANG PANJANG II | |
5/3 2018 | 3,5 | 3 | 1 | 0 | 4 | 4 |
6/3 2018 | 7 | 10 | 2,5 | 1 | 12 | 14 |
7/3 2018 | 12 | 16 | 4 | 5 | 20 | 20 |
8/3 2018 | 19 | 24 | 7 | 7 | 25 | 27 |
9/3 2018 | 25 | 30 | 11 | 10 | 30 | 30 |
Rata rata | 13,3 | 16,6 | 5,1 | 4,6 | 18,2 | 19 |
(Ukuran dalam Centi Meter)
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. PERKECAMBAHAN
Proses perkecambahan adalah awal dari proses pertumbuhan bagi tumbuhan. Perkecambahan tumbuhan terbagi atas 2 tipe yaitu hipogela dan epigeal.
Kami menganati biji tanaman dikotil yang di wakili oleh tanaman kacang panjang dan tanaman monokotil yang di wakili oleh tanaman padi dan jagung yang di tanam dalam bekas aqua gelas. Setelah tunas tumbuh, terlihat perbedaan antara tanaman dikotil dan monokotil.
Pada tunas tanaman dikotil, terdapat daun hijau tebal yang di sebut kotiledon, hal ini tejadi karena tanaman dikotil berjenis perkecambahan epigelal. Fungsi dari kotiledon ini adalah untuk menyimpan cadangan makanan.
Kotiledon (disebut juga kotil atau daun lembaga) adalah bakal daun yang terbentuk pada embrio. Kotiledon merupakan organ cadangan makanan pada biji sekelompok tumbuhan, sekaligus organ fotosintetik pertama yang dimiliki oleh tumbuhan yang baru saja berkecambah. Walaupun bagi kecambah ia berfungsi seperti daun, kotiledon tidak memiliki anatomi yang lengkap seperti daun sejati.
Biji yang menyimpan cadangan makanan di kotiledon bagi kecambah disebut sebagai biji kotiledonik. Pada tumbuhan dengan biji kotiledonik, kotiledon telah terbentuk pada saat tumbuhan masih di dalam biji (embrio atau lembaga). Yang tergolong tumbuhan semacam ini misalnya dari suku polong-polongan (Fabaceae) dan suku kubis-kubisan (Brassicaceae).
Namun, kotiledon tidak nampak pada tanaman monokotil. Karena jenis perkecambahan tanaman monokotil adalah hipogeal. Perkecambahan hipogeal ditandai dengan epikotil tumbuh memanjang kemudian plumula tumbuh ke permukaan tanah menembus kulit biji. Kotiledon tetap berada di dalam tanah.
B. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Setelah biji berkecambah, akan terbentuk bibit yang dilengkapi dengan akar, batang, dan daun. Peristiwa itu terjadi karena proses diferensiasi sel-sel meristem. Diferensiasi yang dilakukan tumbuhan bertujuan agar tumbuhan mencapai tingkat kedewasaan. Proses menuju tingkat kedewasaan pada masingmasing individu disebut perkembangan. Perkembangan bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dalam ukuran (jumlah, volume, dan massa). Perkembangan pada tumbuhan umumnya berlangsung seiring dengan pertumbuhan. Tumbuhan dikatakan dewasa apabila siap untuk melakukan fertilisasi.
1. PERTMUBUHAN DAN PERKEMBANGAN KACANG PANJANG
Setelah mengalami perkecambahan, pada hari ke 5 akan mulai muncul kotiledon, hari ke 6 akan muncul daun, kemudian mulai berbunga pada hari ke 30 dan sudah berbuah ketika berumur 45 hari.
2. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADI
a. Tahapan 0 - Berkecambah Sampai Muncul Ke Permukaan
Benih berkecambah sampai muncul kepermukaan, biasanya benih di kecambahkan dengan melalui proses perendaman selama 24 jam dan diinkubasi selama 24 jam. Akhir tahapan 0- ditandai dengan masih melengkungnya daun pertama dan bakar akar (radikula) memanjang.
b. Tahapan 1 - Pertunasan
Pertunasan atau bibit yaitu sejak benih berkecambah tumbuh menjadi tanaman muda atau bibit hingga keluar anakan pertama. Selama tahap ini akar seminal dan lima daun terbentuk.
c. Tahap 2 – Pem bentukan Anakan
Dimulai sejak muncul anakan pertama sampai dengan pertumbuhan anakan maximum tercapai. Anakan muncul dari tunas aksial pada buku batang dan menggantikan tempat daun serta tumbuh dan berkembang. Setelah tumbuh anakan, pertama memunculkan anakan sekunder, ini terjadi 30 hari setelah tanam pindah. Anakan terus berkembang sampai tanaman memasuki tahapan pertumbuhan selanjutnya, yaitu pemanjangan batang. Anakan aktif ditandai denga pertambahan anakan yang cepat sampai tercapai anakan maksimal. Fase tumbuh dari anakan maksimal sampai inisiasi malai disebut vegetatif lag, yang merupakan sasaran pemulaian tanaman untuk memperpendek umur tanaman.
d. Tahap 3 - Pemanjangan Batang
Terjadi sebelum pembentukan malai atau sampai pada akhir pembentukan malai. Oleh karenanya bisa terjadi tumpang tindih dari tahap 2 dan 3. Periode waktu pertumbuhan berkaitan nyata dengan memanjangnya batang. Batang akan lebih panjang pada varietas pertumbuhan yang lebih lama. Anakan maksimum, memanjangnya batang dan pembentukan malai terjadi nyaris simultan pada varietas umur genjah (105-120 hari). Pada varietas umur dalam 150 hari terdapat yang disebut lagi periode vegetatif dimana anakan maksimum terjadi. Hal ini diikuti oleh memanjangnya batang (internode) dan akhirnya sampai ketahap pembentukan malai. Pada fase vegetatif tahap 0 sampai 3, harus di perhatikan pada proses pemebentukan akar sehingga kebutuhan air yang di perlukan sekitar 5-10 cm. Hal ini di karenakan kebutuhan tanaman akan air sangatlah tinggi dan mencegah adanya semaian yang mati. Dalam stadia vegetatif juga terdapat periode pertunasan yang berlangsung setelah periode pembentukan akar. Periode ini biasanya membutuhkan ketersediaan air setinggi 2-5 cm. Dengan penggenangan ini di harapkan akan mempercepat proses pertumbuhan tunas baru serta akan lebih mudah dalam penyiangan dan pemupukan sehingga diperoleh hasil yang lebih efektif dan efisien.
e. Tahap 4 - Pembentukan Malai Sampai Bunting
Pada tahap ini tiga daun masih akan muncul sebelum malai pada akhirnya timbul ke permukaan. Pada varietas genjah, malai berupa kerucut berbulu putih panjang 1,0 sampai 1,5 mm muncul pada ruas buku utama, kemudian pada anakan dengan pola tidak teratur. Malai muda meningkat dalam ukuran dan berkembang ke atas di dalam pelepah daun bendera menyebabkan pelepah daun mengembung. Pengembungan daun bendera disebut bunting. Bunting terjadi pertama kali pada ruas batang utama, pada tahap bunting ujung daun layu atau menjadi tua dan mati dan anakan nonproduktif terlihat pada bagian dasar tanaman.
f. Tahap 5 - Heading (keluarnya bunga atau malai)
Ditandai dengan munculnya ujung malai dari pelepah daun bendera Anthesis (pembuangan) terjadi segera setelah heading. Dalam suatu rumpun atau komunitas tanama, heading memerlukan waktu 10-14 hari karena terdapat perbedaan laju perkembangan antara anakan atau antar tanaman. Apabila 50% bunga telah keluar, maka tanaman tersebut telah mengalami fase pembuangan.
g. Tahap 6 - Pembuangan (Anthesis)
Tahap pembuangan dimulai ketika serbuk sari menonjol keluar dari bulir dan terjadi proses pembuahan. Proses pembungaan berlanjut sampai hampir semua spikelet pada malai mekar. Pembungan terjadi sehari setelah keluarnya malai, pada pembuangan 3 sampai 5 daun masih aktif. Anakan pada tanaman padi ini telah dipisahkan pada saat dimulainya pembuangan dan dikelompokan kedalam anakan produktif dan non produktif.
h. Tahap 7 - Gabah Matang Susu (milk stage)
Pada tahap ini, karyopsis (gabah) yang telah terisi cairan kental bewarna putih susu. Bila gabah di tekan, maka cairan tersebut akan keluar. Malai hijau dan mulai merunduk. Pelayuan (senescene) pada dasar anakan akan berlanjut. Daun bendera dan dua daun di bawahnya tetap hijau. Stadia masak susu ini terjadi kurang lebih pada 10 hari setelah fase berbunga merata. Tahap ini paling disukai oleh walang sangit. Pada saat pengisian ketersediaan air juga sangat di perlukan seperti halnya pada fase sebelumnya pada fase ini di harapkan kondisi pertanaman tergenang 5-7 cm.
i. Tahap 8 - Gabah Setengah Matang (dough strain stage)
Pada tahapan ini, isi gabah yang menyerupai susu berubah menjadi gumpalan lunak dan semakin lama akan mengeras tetapi dapat di pecahkan dengan kuku gabah malai sudah mulai menguning. Pelayuan (senescense) dari anakan dan daun di bagian dasar tanaman akan semakin jelas. Pertanaman kelihatan menguning, seiring menguningnya malai, ujung dua daun terakhir pada setiap anakan mulai mengering. Stadia ini terjadi kurang lebih 7 hari setelah stadia masak kuning.
j. Tahap 9 - Gabah Matang Penuh
Setiap gabah matang berkembang penuh keras dan berwarna kuning daun bagian atas mengering dengan cepat (daun dari sebagian varietas ada yang tetap hijau). Sejumlah daun mati akan terakumulasi pada bagian dasar tanaman. Pada tahap 7, 8, 9 merupakan fase pematangan, yaitu fase terakhir dari pertumbuhan tanaman padi. Periode pemasakan ini memerlukan waktu kira-kira 30 hari dan di tandai dengan penuaan daun, suhu sangat memengaruhi periode pemasakan gabah.
3. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN JAGUNG
Secara umum jagung mempunyai pola pertumbuhan yang sama, namun interval waktu antartahap pertumbuhan dan jumlah daun yang berkembang dapat berbeda. Pertumbuhan jagung dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap yaitu (1) fase perkecambahan, saat proses imbibisi air yang ditandai dengan pembengkakan biji sampai dengan sebelum munculnya daun pertama; (2) fase pertumbuhan vegetatif, yaitu fase mulai munculnya daun pertama yang terbuka sempurna sampai tasseling dan sebelum keluarnya bunga betina (silking), fase ini diidentifiksi dengan jumlah daun yang terbentuk; dan (3) fase reproduktif, yaitu fase pertumbuhan setelah silking sampai masak fisiologis.
Perkecambahan benih jagung terjadi ketika radikula muncul dari kulit biji. Benih jagung akan berkecambah jika kadar air benih pada saat di dalam tanah meningkat >30% Proses perkecambahan benih jagung, mula-mula benih menyerap air melalui proses imbibisi dan benih membengkak yang diikuti oleh kenaikan aktivitas enzim dan respirasi yang tinggi. Perubahan awal sebagian besar adalah katabolisme pati, lemak, dan protein yang tersimpan dihidrolisis menjadi zat-zat yang mobil, gula, asam-asam lemak, dan asam amino yang dapat diangkut ke bagian embrio yang tumbuh aktif. Pada awal perkecambahan, koleoriza memanjang menembus pericarp, kemudian radikel menembus koleoriza. Setelah radikelmuncul, kemudian empat akar seminal lateral juga muncul. Pada waktu yang sama atau sesaat kemudian plumule tertutupi oleh koleoptil. Koleoptil terdorong ke atas oleh pemanjangan mesokotil, yang mendorong koleoptil ke permukaan tanah. Mesokotil berperan penting dalam pemunculan kecambah ke atas tanah. Ketika ujung koleoptil muncul ke luar permukaan tanah, pemanjangan mesokotil terhenti dan plumul muncul dari koleoptil dan menembus permukaan tanah.
Setelah perkecambahan, pertumbuhan jagung melewati beberapa fase berikut:
a. Fase V3-V5 (jumlah daun yang terbuka sempurna 3-5)
Fase ini berlangsung pada saat tanaman berumur antara 10-18 hari setelah berkecambah. Pada fase ini akar seminal sudah mulai berhenti tumbuh, akar nodul sudah mulai aktif, dan titik tumbuh di bawah permukaan tanah. Suhu tanah sangat mempengaruhi titik tumbuh. Suhu rendah akan memperlambat keluar daun, meningkatkan jumlah daun, dan menunda terbentuknya bunga jantan
b. Fase V6-V10 (jumlah daun terbuka sempurna 6-10)
Fase ini berlangsung pada saat tanaman berumur antara 18 -35 hari setelah berkecambah. Titik tumbuh sudah di atas permukaan tanah, perkembangan akar dan penyebarannya di tanah sangat cepat, dan pemanjangan batang meningkat dengan cepat. Pada fase ini bakal bunga jantan (tassel) dan perkembangan tongkol dimulai (Lee 2007). Tanaman mulai menyerap hara dalam jumlah yang lebih banyak, karena itu pemupukan pada fase ini diperlukan untuk mencukupi kebutuhan hara bagi tanaman
c. Fase V11- Vn (jumlah daun terbuka sempurna 11 sampai daun terakhir 15-18)
Fase ini berlangsung pada saat tanaman berumur antara 33-50 hari setelah berkecambah. Tanaman tumbuh dengan cepat dan akumulasi bahan kering meningkat dengan cepat pula. Kebutuhan hara dan air relatif sangat tinggi untuk mendukung laju pertumbuhan tanaman. Tanaman sangat sensitif terhadap cekaman kekeringan dan kekurangan hara. Pada fase ini, kekeringan dan kekurangan hara sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tongkol, dan bahkan akan menurunkan jumlah biji dalam satu tongkol karena mengecilnya tongkol, yang akibatnya menurunkan hasil (McWilliams et al. 1999, Lee 2007). Kekeringan pada fase ini juga akan memperlambat munculnya bunga betina (silking).
d. Fase Tasseling / VT (berbunga jantan)
Fase tasseling biasanya berkisar antara 45-52 hari, ditandai oleh adanya cabang terakhir dari bunga jantan sebelum kemunculan bunga betina (silk/rambut tongkol). Tahap VT dimulai 2-3 hari sebelum rambut tongkol muncul, di mana pada periode ini tinggi tanaman hampir mencapai maksimum dan mulai menyebarkan serbuk sari (pollen). Pada fase ini dihasilkan biomas maksimum dari bagian vegetatif tanaman, yaitu sekitar 50% dari total bobot kering tanaman, penyerapan N, P, dan K oleh tanaman masing-masing 60-70%, 50%, dan 80-90%.
e. Fase R1 (silking)
Tahap silking diawali oleh munculnya rambut dari dalam tongkol yang terbungkus kelobot, biasanya mulai 2-3 hari setelah tasseling. Penyerbukan (polinasi) terjadi ketika serbuk sari yang dilepas oleh bunga jantan jatuh menyentuh permukaan rambut tongkol yang masih segar. Serbuk sari tersebut membutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk mencapai sel telur (ovule), di mana pembuahan (fertilization) akan berlangsung membentuk bakal biji. Rambut tongkol muncul dan siap diserbuki selama 2-3 hari. Rambut tongkol tumbuh memanjang 2,5-3,8 cm/hari dan akan terus memanjang hingga diserbuki. Bakal biji hasil pembuahan tumbuh dalam suatu struktur tongkol dengan dilindungi oleh tiga bagian penting biji, yaitu glume, lemma, dan palea, serta memiliki warna putih pada bagian luar biji. Bagian dalam biji berwarna bening dan mengandung sangat sedikit cairan. Pada tahap ini, apabila biji dibelah dengan menggunakan silet, belum terlihat struktur embrio di dalamnya. Serapan N dan P sangat cepat, dan K hampir komplit.
f. Fase R2 (blister)
Fase R2 muncul sekitar 10-14 hari seletelah silking, rambut tongkol sudah kering dan berwarna gelap. Ukuran tongkol, kelobot, dan janggel hampir sempurna, biji sudah mulai nampak dan berwarna putih melepuh, pati mulai diakumulasi ke endosperm, kadar air biji sekitar 85%, dan akan menurun terus sampai panen.
g. Fase R3 (masak susu)
Fase ini terbentuk 18 -22 hari setelah silking. Pengisian biji semula dalam bentuk cairan bening, berubah seperti susu. Akumulasi pati pada setiap biji sangat cepat, warna biji sudah mulai terlihat (bergantung pada warna biji setiap varietas), dan bagian sel pada endosperm sudah terbentuk lengkap. Kekeringan pada fase R1-R3 menurunkan ukuran dan jumlah biji yang terbentuk. Kadar air biji dapat mencapai 80%.
h. Fase R4 (dough)
Fase R4 mulai terjadi 24-28 hari setelah silking. Bagian dalam biji seperti pasta (belum mengeras). Separuh dari akumulasi bahan kering biji sudah terbentuk, dan kadar air biji menurun menjadi sekitar 70%. Cekaman kekeringan pada fase ini berpengaruh terhadap bobot biji.
i. Fase R5 (pengerasan biji)
Fase R5 akan terbentuk 35-42 hari setelah silking. Seluruh biji sudah terbentuk sempurna, embrio sudah masak, dan akumulasi bahan kering biji akan segera terhenti. Kadar air biji 55%.
j. Fase R6 (masak fisiologis)
Tanaman jagung memasuki tahap masak fisiologis 55-65 hari setelah silking. Pada tahap ini, biji-biji pada tongkol telah mencapai bobot kering maksimum. Lapisan pati yang keras pada biji telah berkembang dengan sempurna dan telah terbentuk pula lapisan absisi berwarna coklat atau kehitaman. Pembentukan lapisan hitam (black layer) berlangsung secara bertahap, dimulai dari biji pada bagian pangkal tongkol menuju ke bagian ujung tongkol. Pada varietas hibrida, tanaman yang mempunyai sifat tetap hijau (stay-green) yang tinggi, kelobot dan daun bagian atas masih berwarna hijau meskipun telah memasuki tahap masak fisiologis. Pada tahap ini kadar air biji berkisar 30-35% dengan total bobot kering dan penyerapan NPK oleh tanaman mencapai masing-masing 100%.
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tumbuhan mengalami proses petumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan pada tumbuhan dapat terlihat dari pertambahan tinggi tumbuhan dan volume tubuh tumbuhan, sedangkan perkembangan dapat di lihat dari mulai tumbuh nya organ-organ penting tumbuhan seperti akar, batang, daun, bunga, dan setelah dewasa akan menghasilkan buah
LAMPIRAN
Tanaman jagung, tidak terlihat kotiledon (hipogeal)
Tanaman kacang panjang, terlihat kotiledon (epigeal)
DAFTAR PUSTAKA
http://jagungbisi.com/fase-perkecambahan-dan-pertumbuhan-tanaman-jagung/
http://www.analisispangan.com/2016/09/tanaman-padi-oriza-sativa-l-serta.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_panjang
Sembiring Langkah, Sudjino. 2009. Biologi : Kelas XII untuk SMA dan MA. Jakarta. Pusat perbukuan
Post a Comment
0 Comments