LAPORAN PRAKTIKUM
PROSES MANUFAKTUR
PEMBUBUTAN DAN PENGELASAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktikum
Proses Manufaktur
Progam Strata Satu Jurusan Teknik Industri
Fikmakalah.blogspot.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan pada hari Kamis 17 januari 2020 di Sekolah Tinggi Teknologi Bandung bertujuan untuk mengetahui bagaimana Proses Manufaktur tentang proses Pembubutan dan Pengelasan.
Pada umumnya industri manufaktur menggunakan mesin bubut dan pengelasan. Mesin bubut untuk menghasilkan produk dengan menggunakan cairan pendingin serta melakukan penyepuhan benda kerja setelah dibubut. proses pengelasan merupakan menyambung logam secara permanen, dimana input panas diberikan pada logam hingga mencair dan menyambungkan dalam suatu sambungan yang permanen.
Kata kunci: proses pembubutan, pengelasan
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, yang telah memberikan Ridho dan Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Proses Manufaktur, yang dilaksanakan hari kamis tanggal 17 januari 2020.
Laporan Praktikum ini disusun dalam rangka memenuhi syarat kurikulum perkuliahan yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa Jurusan Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi Bandung.
Selama pelaksanaan dan penulisan Laporan Praktikum ini, tentunya tak lepas dari bantuan banyak pihak baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bpk. Teguh Apriyanto ST.MT dosen Proses Manufaktur Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi Bandung,
2. semua semua Asisten Laboratorium yang telah membantu menjelaskan tata cara praktikum modul 1,
3. dan teman-teman TI RP 18C yang membantu dalam pelaksanaan praktikum sehingga praktikum bisa berjalan dengan baik.
Dalam penulisan Laporan Praktikum ini tentunya masih terdapat banyak kekurangan, namun hal itulah yang mendorong kelompok kami untuk berbuat lebih baik.
Bandung, 18 Januari 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Identifikasi Masalah
1.4 Batasan Praktikum
1.5 Tujuan Praktikum
1.6 Manfaat Praktikum
1.7 Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Proses Manufaktur
2.2 Proses Pembubutan
2.3 Proses Pengelasan
BAB III PENGOLAHAN DATA
3.1 Flow Chart
3.2 Algoritma
3.3 Waktu Pelaksanaan
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Alat dan Bahan Praktikum
4.2 Langkah Praktikum Prosman Handle
4.3 Langkah Praktikum Prosman Mata Palu
4.4 Langkah Praktikum Prosman Membuat Palu
4.5 AutoCAD dan Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Bubut rata
Gambar 2.2 Bubut Muka
Gambar 2.3 Las SMAW
Gambar 3.1 Flowchart Praktikum Bubut........................................................... III-1
Gambar 3.2 Flowschart Praktikum Las............................................................. III-2
Gambar 4.1......................................................................................................... IV-4
Gambar 4.2......................................................................................................... IV-4
Gambar 4.3......................................................................................................... IV-5
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kecepatan Potong Beberapa Bahan Teknik...................................... II-2
tabel 2.2 Pengaturan Arus Las....................................................................... II-6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manufaktur adalah proses menghasilkan barang. Mulai dari bahan mentah sampai jadi produk jadi. Dimulai dari pembelian bahan mentah, menjadi barang setengah jadi, kemudian menjadi barang jadi (Yuzar, 2019).
Proses manufaktur terdiri dari beragam proses, diantaranya adalah pembubutan dan pengelasan. Pembubutan adalah proses permesinan untuk menghasilkan komponen mesin dan peralatan lain seperti poros pejal, poros berongga, poros berulir dan poros lainnya dengan aksi pemotongan (Manurung, 2016).
Sedangkan pengelasan menurut Deutsche Industrie Normen (DIN) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan cair (Siswanto, 2018).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibuat dalam laporan ini adalah sebagai berkut:
1. Bagaimana cara melakukan proses pembubutan?
2. Bagaimana cara melakukan proses pengelasan?
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan tuntutan pemenuhan materi pada mata kuliah praktikum proses manufaktur, dapat diidentifikasikan bahwa proses pengelasan dan pembubutan yang baik akan menghasilkan produk jadi yang baik pula.
1.4 Batasan Praktikum
Batasan masalah dalan praktikum kali ini adalah:
1. Penelitian dilaksanakan di Lab Mesin Sekolah Tinggi Teknologi Bandung.
2. Produk yang akan dihasilkan adalah palu.
3. Pegangan dan mata palu dibuat dengan proses pembubutan, sedangkan penyambungan pegangan palu dan mata palu dilakukan dengan proses pengelasan.
1.5 Tujuan Praktikum
Praktikum ini dilakukan untuk memenuhi mata kuliah praktikum yang bertujuan untuk:
1. Memberikan pengetahuan tentang proses pembubutan dan pengelasan.
2. Mampu melakukan proses pembubutan dan pengelasan.
1.6 Manfaat Praktikum
Beberapa manfaat dari dilakukannya praktikum ini, yaitu:
1. Manfaat Untuk Kampus
Agar menghasilkan mahasiswa yang kompeten dalam melakukan proses pembubutan dan pengelasan
Kampus sebagai tempat praktikum berpeluang menambah tenaga baru untuk direkrut dengan melihat mutu dan kinerja mahasiswa melalui praktikum.
2. Manfaat Untuk Diri Sendiri
Mahasiswa dapat melaksanakan proses pembubutan dan pengelasan.
3. Manfaat Untuk Masyarakat
Melalui praktikum ini mahasiswa dapat menyumbangkan apa yang dipelajari dalam aplikasi dan teorinya terhadap individu maupun kelompok yang nantinya akan memberikan manfaat unutk masyarakat sekitar.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, identifikasi masalah, batasan praktikum, tujuan praktikum, manfaat praktikum dan sistematika praktikum.
BAB II : LANDASAN TEORI
Berisi tentang landasan dan teori dari berbagai literatur yang digunakan sebagai acuan atau dasar dalam melakukan praktikum.
BAB III : PENGOLAHAN DATA
Berisi tentang aliran pengerjaan
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang alat dan bahan praktikum, langkah kerja praktikum, serta autocad dan pembahasannya.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan dan saran dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
klik 2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Proses Manufaktur
Manufaktur adalah proses menghasilkan barang. Mulai dari bahan mentah sampai jadi produk jadi. Dimulai dari pembelian bahan mentah, menjadi barang setengah jadi, kemudian menjadi barang jadi (Yuzar, 2019).
2.2 Proses Pembubutan
Proses pembubutan adalah suatu proses pemotongan logam dengan menggunakan alat potong tunggal (single point tool), dimana gerakan utama poros berputar pada sumbunya dan alat potong bergerak sepanjang benda kerja, sehingga terjadi serpihan-serpihan yang dinamakan geram.
Adapun faktor-faktor dalam proses pembubutan adalah:
1. Kecepatan potong
Kecepatan potong adalah kecepatan pemotongan pada proses pembubutan. Dirumuskan dengan:
V=Ï€dn1000 meter/menit
Dimana V = kecepatan potong
d = Diameter benda kerja (mm)
n = Putaran Mesin (Putaran/menit)
Ï€ = konstanta (3,14)
Kecepatan potong beberapa bahan telah ditentukan dalam tabel kecepatan potong berikut.
Tabel 2.1 Kecepatan Potong Beberapa Bahan Teknik
Bahan | Pahat HSS (M/menit) | Pahat Karbida (M/menit) |
Baja Lunak | 18-21 | 30-250 |
Besi Tuang | 14-17 | 45-150 |
Perunggu | 21-24 | 90-200 |
Tembaga | 45-90 | 150-450 |
Kuningan | 30-120 | 120-300 |
Alumunium | 90-150 | 90-180 |
2. Putaran Mesin
Putaran Mesin adalah kemampuan putaran mesin bubut untuk melakukan pemotongan atau penyayatan dalam satu putaran/menit. Dirumuskan dengan:
n=1000VÏ€d
Dimana n = Putaran Mesin
V = kecepatan Potong (Meter/menit)
d = Diameter Benda Kerja (mm)
Ï€ = konstanta (3,14)
3. Kecepatan Pemakanan
Kecepatan pemakanan ditentukan oleh besar pergeseran pahat dalam satu putaran dikalikan dengan besar putaran mesin. Dirumuskan dengan:
F=fn
Dimana F = Kecepatan Pemakanan
f = besar pergeseran pahat (mm/putaran)
n = Putaran mesin
4. Waktu Pemesinan
a. Waktu Pemesinan Bubut Rata
Waktu pemesinan bubut rata dihitung dengan rumus:
t = LF menit
L = lo + l (mm)
F = f.n (mm/putaran)
Dimana f = pemakanan dalam satu putaran (mm/putaran)
n = Putaran benda kerja (Rpm)
l = Panjang bubut rata
l0 = panjang start pahat
L = Panjang total bubut rata
F = kecepatan pemakanan (mm/menit)
b. Waktu Pemesinan Bubut Muka
Waktu pemesinan bubut muka dirumuskan dengan:
t = LF menit
F=fn Dimana d = Diameter kerja
f = Pemakanan dalam satu putaran (mm/putaran)
n = putaran benda kerja (Rpm)
l = Panjang bubut muka
l0 = jarak start pahat
L = Panjang total pembubutan muka (mm)
F = Kecepatan Pemakanan per menit (mm/menit)
2.3 Proses Pengelasan
Pengelasan menurut Deutsche Industrie Normen (DIN) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan cair. Salah satu teknik pengelasan yang banyak digunakan adalah las SMAW.
|
gambar 2.3 las smaw |
Las SMAW adalah sebuah proses penyambungan logam yang menggunakan energi panas untuk mencairkan benda kerja dan elektroda (bahan pengisi). Energi panas pada proses pengelasan SMAW dihasilkan karena adanya lompatan ion (katoda dan anoda) listrik yang terjadi pada ujung elektroda dan permukaan material. Pada proses pengelasan SMAW jenis pelindung yang digunakan adalah selaput flux yang terdapat pada elektroda. Flux pada elektroda SMAW berfungsi untuk melindungi logam las yang mencair saat proses pengelasan berlangsung. Flux ini akan menjadi slag ketika sudah padat. (Achmadi, 2019).
1. Sumber Arus
Sumber arus las listrik SMAW dihasilkan oleh:
a. Transformator las menghasilkan arus bolak – balik.
b. Penyearah las menghasilkan arus searah.
c. Generator las menghasilkan arus searah.
Sumber arus las secara umum harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Tegangan las rendah ( 15 sampai dengan 100 volt).
b. Arus las tinggi (15 sampai dengan 400 ampere).
c. Arus las dapat distel.
d. Jaminan keamanan terhadap hubungan pendek lingkaran arus las.
e. Pengaturan arus
Besar kecilnya arus (Ampere) las tergantung pada besar diameter dan jenis elektroda. Secara umum, pengaturan arus mengacu pada tabel berikut.
Tabel 2.2 Pengaturan Arus Las
Diameter Elektroda | Besar Arus |
1/16 Inchi | 1,5 mm | 20 – 40 Ampere |
5/64 Inchi | 2,0 mm | 30 – 60 Ampere |
3/32 Inchi | 2,6 mm | 40 – 80 Ampere |
1/8 Inchi | 3,2 mm | 70 - 120 Ampere |
5/32 inchi | 4,0 mm | 120 – 170 Ampere |
3/16 inchi | 4,8 mm | 140 – 240 Ampere |
1/4 inchi | 6,4 mm | 200 – 350 Ampere |
klik 3
BAB III
PENGOLAHAN DATA
3.1 Flow Chart
HANDLE
|
|
Gambar 3 .1 Flowchart Praktikum Bubut |
|
LAS
| | | |
|
Gambar3.2 Flowchart Praktikum Las |
|
3.2 Algoritma
1. Handle 1
a. Praktikum mesin bubut dimulai dengan perencanaan awal dengan menggunakan gambar teknik.
b. Pengukuran benda kerja dengan ukuran 102 cm menggunakan penggaris.
c. Dilanjutkan dengan pemotongan benda kerja sesuai dengan perencanaan awal.
d. Setelah proses pemotongan, lalu masuk kedalam proses bubut muka, untuk untuk mendapatkan panjang benda kerja yang sesuai.. Jika proses bubut muka selesai maka dilanjut ke tahap berikutnya yakni pengecekan ukuran. Pastikan ukuran sesuai dengan yang dikerjakan. Jika ukuran masih tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka kembali ke proses bubut muka sampai benar-benar mendapatkan ukuran yang sesuai. Jika sudah didapatkan ukuran yang sesuai,langkah selanjutnya adalah bubut rata bertingkat, lalu cek kembali ukuran nya. Jika ukuran masih belum sesuai, maka kembali lagi ke proses bubut rata bertingkat, sampai berhasil mendapat ukuran yang sesuai.
e. Setelah semua proses pembubutan selesai, benda kerja didinginkan dengan dicelupkan pada oli agar benda kerja tidak berkarat.
2. Penglasan
a. Praktikum pengelasan dimulai dengan memotong besi ST 37 sepanjang 50 mm.
b. Besi tadi di bubut champer
c. Besi hasil bubut champer akan disatukan dengan handle dengan proses pengelasan
d. Setelah besi di las, periksa apakah semua bagian sambungan tertutup las.
3.3 Waktu Pelaksanaan
Tempat: Laboratorium Praktikum Proses Manufaktur STT Bandung JL.Soekarno Hatta No. 378.
Waktu: Waktu Praktik sesuai dengan jadwal praktik proses manufaktur, setiap hari Kamis, pulul 9 hingga 10 pagi.
klik4
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Alat dan Bahan Praktikum
Praktikum Handle 1
1. Alat Praktikum
a. Mesin Bubut
Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang berputar. Bubut merupakan proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakan secara tranlansi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.
b. Jangka Sorong
Jangka sorong, untuk mengukur dimensi benda kerja dan suatu alat ukur untuk mengukur panjang benda dengan ketelitia 0,1mm, pengukuran jaraj celah dalam, celah luar.
c. Kunci Chuk
Kunci chuck merupakan perlengkapan mesin bubut yang digunakan untuk mendekati titik pusat cekam dengan menggunakan kunci chuck.
d. Pahat HSS
Pahat untuk membantu proses pembubutan benda kerja sehingga menghasilkan benda kerja yang sesuai diinginkan.
e. Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri ketika sedang melakukan proses pemotongan benda kerja dan yang lainnya.
f. Kunci L
Kunci L untuk mengencangkan atau melonggarkan tempat menyimpan pahat dan plat sesuai yang diinginkan.
g. Penggaris
Untuk mengukur panjang benda kerja yang akan dipotong
h. Cairan Collant
Cairan yang digunakan saat proses pembubutan sehingga mempermudah ketika proses pembubutan.
3. Bahan Praktikum
a. Besi ST 37
Bahan yang digunakan adalah besi esser ST-37 yang merupakan baja karbon rendah dengan komposisi kimia 0,17% C, 0,30% Si, 0,20%-, 0,50% Mn; P dan S masing-masing 0,05% digunakan untuk pembuatan poros, konstruksi gedung-gedung ataupun bangunan.
4.2 Langkah Praktikum Prosman Handle
1. Proses Cutting
a. Ukur besi ST37 sebagai benda kerja menggunakan penggaris dengan panjang 105 mm.
b. Potong benda kerja dengan panjang 10,2 cm menggunakan mesin cutting.
2. Proses Bubut Muka Atas dan Bawah
a. Setting pahat, lalu sejajarkan ujung mata pahat dengan center. Masukkan benda kerja kedalam chuck.
b. Kencangkan benda kerja menggunakan kunci chuck.
c. Nyalakan mesin bubut dengan menekan power (on) berwarna hijau disebalah kiri bawah.
d. Jika tinggi pahat kurang atau belum sejajar, tambahkan pelat hingga mata pahat sejajar dengan center.
e. Lakukan pemahatan hingga benda kerja berukuran 100 mm.
3. Proses Bubut Bertingkat
a. Ukur benda kerja sepanjang 30 mm, 20mm, dan 50mm menggunakan jangka sorong untuk mengambil diameter 12mm, 16mm dan 15,5mm.
b. Sebelum proses pembubutan beri tanda pada ukuran 30mm, 20mm, dan 50mm untuk mencegah terjadinya pengikisan yang berlebih. Lalu nyalakan mesin bubut, lakukan hingga benda kerja berdiameter 12, 16, dan 15,5mm.
4.3 Langkah Praktikum Prosman Mata Palu
1. Proses Cutting
a. Ukur besi ST37 yang baru sebagai benda kerja menggunakan penggaris dengan panjang 105 mm.
b. Potong benda kerja dengan panjang 50 mm menggunakan mesin cutting.
2. Proses Bubut Muka
Karena benda kerja telah berkarat, maka dilakukanlah pembubutan muka hingga permukaan besi ST37 baru yang telah dipotong dengan Panjang 50 mm.
4.4 Langkah Praktikum Prosman Membuat Palu
Proses Pengelasan
a. Jepit mata palu di penjepit dengan posisi horizontal dan tahan handle di atasnya dengan posisi vertikal sehingga bentuknya menyerupai T terbalik.
b. Satukan kedua benda kerja tersebut dengan las sehingga kedua benda kerja tersebut menyatu sehingga menjadi palu seutuhnya.
4.5 AutoCAD dan Pembahasan AutoCAD
1. Gambar 4.1 benda kerja ST37 diukur dengan ukuran yang diinginkan 100mm dengan diameter 19mm.
2. Gambar 4.2 benda kerja ST 37 setelah dipotong, di bubut muka dan dibubut rata bertingkat dengan panjang bubut rata 1 70 mm dengan diameter 16 mm, bubut rata 2 dengan panjang 30 mm dan diameter 12 mm.
3. Gambar 4.3 penyatuan handle dengan mata palu.
klik 5
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari praktikum dan analisis pembahasan pada bab IV, kami sebagai mahasiswa mulai memahami tentang manufaktur dan sedikit banyaknya mulai mengetahui prinsip kerja mesin bubut dan las beserta fungsi dan bagian-bagiannya.
5.2 Saran
Setelah melakukan praktikum pembuatan palu menggunakan mesin bubut dan las listrik, ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan di laboratorium,
1. Pada saat melaksanakan praktikum baiknya kita disiplin waktu.
2. Adanya modul dan pembelajaran materi sebelum melakukan praktikum agar mahasiswa mampu memahami cara kerja bubut.
3. Peralatan disimpan di tempatnya setelah digunakan agar dapat digunakan oleh yang lainnya dan mudah menemukan peralatan jika dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi. (2019, Agustus 31). Pengertian Las Listrik SMAW. Diambil kembali dari Pengelasan.net: https://www.pengelasan.net/pengertian-las-listrik-smaw-adalah/
Direktorat Pembinaan SMK. (2013). Teknik Pemesinan Bubut 1. Cimahi: Direktorat Jendral Pendidikan Mengengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Manurung, N. (2016, Okotober). Analisa Waktu Permesinan pada Proses Pembubutan. Retrieved from Research Gate: https://www.researchgate.net/publication/332013305_ANALISA_WAKTU_PEMESINAN_PADA_PROSES_PEMBUBUTAN
Siswanto, R. (2018). Buku Ajar Tekonologi Pengelasan. Banjarmasin: Universitas Lambung Mangkurat.
Sukaini, Tarkina, & Fandi. (2013). Teknik Las SMAW. Malang: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Yuzar, M. I. (2019, Juli 18). Pengertian Manufaktur dan Peran Teknologi dalam Perkembanganya. Diambil kembali dari JOJONOMIC: https://jojonomic.com/blog/manufaktur/
klik tombol download dibawah unutk men-download file docx (microsoft word siap print) makalah ini
Post a Comment
0 Comments