rangkuman materi fisika kelas xii kurikulum 2013 tentang arus dan tegangan bolak balik (AC)

  1. PENGERTIAN ARUS DAN TEGANGAN BOLAK-BALIK
Arus dan tegangan bolak-balik yaitu arus dan tegangan listrik yang arahnya selalu berubah-ubah secara kontinu/periodik.
Hukum Faraday menjelaskan bahwa adanya perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh kumparan akan menyebabkan timbulnya ggl induksi pada ujung-ujung kumparan dan jika antara ujungujung kumparan tersebut dihubungkan dengan sebuah kawat penghantar akan mengalir arus listrik melalui penghantar

tersebut. Berdasarkan prinsip hukum Faraday inilah dibuat sebuah generator atau dinamo, yaitu suatu alat yang digunakan untuk mengubah energi mekanik (energi gerak) menjadi energi listrik.
Tegangan listrik dan arus listrik yang dihasilkan generator berbentuk tegangan dan arus listrik sinus soidal, yang berarti besarnya nilai tegangan dan kuat arus listriknya sebagai fungsi sinus yang sering dinyatakan dalam diagram fasor (fase vektor). Diagram fasor adalah menyatakan suatu besaran yang nilainyamberubah secara kontinu, fasor dinyatakan dengan suatu vektor yang nilainya tetap berputar berlawanan dengan putaran jarum jam. Apabila generator tersebut dihubungkan dengan suatu penghantar R dan menghasilkan tegangan maksimum sebesar Vmax, maka tegangan dan arus listrik yang melewati penghantar tersebut dinyatakan :
V=Vmaxsin ωt  . ..(1)   I=Imaxsin ωt ...(2)

    1. Pengertian Sudut Fase dan Beda Fase dalam Arus Bolak-Balik
Arus dan tegangan bolak-balik (AC) dapat dilukiskan sebagai gelombang sinussoidal, jika besarnya arus dan tegangan dinyatakan dalam persamaan : V=Vmaxsin ωt dan I=Imaxsin (ωt+90°) ...(3)
Di mana ωt atau (ωt+90°) disebut sudut fase yang sering ditulis dengan lambang θ. Sedangkan besarnya selisih sudut fase antara kedua gelombang tersebut disebut beda fase.
Berdasarkan persamaan antara tegangan dan kuat arus listrik tersebut dapat dikatakan bahwa antara tegangan dan kuat arus listrik terdapat beda fase sebesar 90o dan dikatakan arus mendahului tegangan dengan beda fase sebesar 90o. Apabila dilukiskan dalam diagram fasor dapat digambarkan sebagai berikut :


    1. Nilai Efektif Arus dan Tegangan Bolak-Balik
untuk mengukur besarnya tegangan dan kuat arus listrik bolak balik (AC = Alternating Current) digunakan nilai efektif, yaitu nilai arus dan tegangan bolak-balik yang setara dengan arus searah yang dalam waktu yang sama jika mengalir dalam hambatan yang sama akan menghasilkan kalor yang sama. Semua alat-alat ukur listrik arus bolak-balik menunjukkan nilai efektifnya. Hubungan antara nilai efektif dan nilai maksimum dapat dinyatakan dalam persamaan :
V=Vmax2=0,707V max dan I=Imax2=0,707 Imax ...(4)
di mana : V = tegangan efektif, I = kuat arus efektif, Vmax = tegangan maksimum, Imax = Kuat arus maksimum.
    1. Nilai Rata-Rata Arus Bolak-Balik
Nilai rata-rata arus bolak-balik yaitu nilai arus bolak-balik yang setara dengan arus searah untuk memindahkan sejumlah muatan listrik yang sama dalam waktu yang sama pada sebuah penghantar yang sama. Hubungan antara nilai arus dan tegangan arus bolak-balik dengan nilai arus dan tegangan maksimumnya dinyatakan dalam persamaan Ir=2Imaxπ ...(5) dimana: Vr = tegangan rata-rata, Ir = kuat arus rata-rata,  Vmax = tegangan maksimum, Imax = kuat arus maksimum.
    1. Alat Ukur Arus dan Tegangan Bolak-Balik
Pada alat ukur amperemeter AC dan voltmeter AC, dari hasil pembacaan pada skala alat tersebut bukan merupakan nilai yang sesungguhnya, akan tetapi merupakan nilai efektifnya. Sedangkan untuk melihat nilai yang sesungguhnya, misalkan nilai maksimumnya atau untuk mengetahui tegangan puncak ke puncak yang sering disebut Vp-p dapat digunakan alat ukur yang disebut dengan CRO yaitu singkatan dari Cathoda Rays Osciloskop.
Pada layar CRO dapat terlihat bentuk grafik dari arus atau tegangan bolak-balik terhadap waktu. Pada prinsipnya pada sebuah CRO terdapat tombol pengatur vertikal (penguat tegangan) yang sering disebut Volt/Dive dan tombol pengatur horisontal yang sering disebut sweeptime yang menyatakan lamanya waktu sapuan ke arah horisontal. Misalkan tombol Volt/Dive menunjuk pada angka 1 Volt yang artinya tinggi 1 kotak dalam layar CRO tersebut menyatakan besarnya tegangan 1 Volt sedangkan jika tombol sweeptime menunjuk pada angka 20 ms yang berarti untuk menempuh satu kotak horisontal pada layar oskiloskop membutuhkan waktu 20 mili sekon. Misalkan sebuah tegangan sinusoidal arus bolak-balik pada layar oskiloskop terlihat bahwa 1 gelombang menempati 4 kotak ke arah horisontal dan 6 kotak ke arah vertikal
Apabila tombol pengatur vertikal menunjuk pada angka 2 Volt dan pengatur horisontal menunjuk angka 5 ms. Dapat diperoleh hasil pembacaan sebagai berikut.
Vmax = 3 x 2 Volt = 6 Volt
VP-P = 6 x 2 Volt = 12 Volt
Periode = T = 4 x 5 ms = 20 ms = 2.10-2 s
Frekuensi = f= 1T=12∙10-2=50 Hz
Sedangkan hasil pembacaan pada alat ukur arus atau tegangan bolak-balik dapat dinyatakan : HPskala yang di tunjukskala-maksimum x BU ...(6) dimaha HP = Hasil Pembacaan alat ukur, BU = batas ukur yang digunakan. Contoh : (lihat Gambar 6.3 (b)), dari skala yang terbaca alat ukur, kita dapat mencari nilai HP sebagai berikut : HP=55X 10 Volt=10 Volt.
Halaman: 1 2 3
klik tombol download dibawah unutk men-download file PDF siap print materi ini




Post a Comment

0 Comments