LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN SISTEM KERJA
MODUL 7
“BIOMEKANIKA (RULA)”
Diajukan untuk Memenuti Tugas Praktikum
Perencanaan Sustem Kerja dan Ergonomi
Program Strata Satu Jurusan Teknik Industri
Disusun Oleh :
Fikmakalah.blogspot.com
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG MASALAH
Pekerja merupakan aset penting bagi perusahaan tetapi sering kali kurang memperhatikan kebutuhan dan kepentingan pekerja. Masih banyak perusahaan yang proses produksinya tidak didukung oleh metode yang standar dan fasilitas kerja yang ergonomis menyebabkan pekerja sering mengalami keluhan-keluhan pada bagian tubuhnya. Keluhan-keluhan yang timbul tersebut diakibatkan tidak adanya fasilitas kerja yang ergonomis dan sesuai dengan postur tubuh pekerja sehingga menyebabkan pekerja merasa kurang nyaman (Nazlina dkk, 2008).
Kenyamanan dalam bekerja merupakan salah satu faktor penting dalam proses produksi, dengan memperhatikan kenyamanan dalam bekerja maka akan dapat mengurangi terjadinya keluhan-keluhan dalam bekerja. Pada kegiatan industri, paparan dan resiko di tempat kerja cenderung ada di sekitar tempat kerja dan pekerja. Kondisi tersebut ada kalanya tidak selalu dapat dihindarkan karena tuntutan pekerjaan (Raliby, Widodo, dan Aman, 2008).
Tempat dan kondisi kerja yang kurang nyaman dapat menimbulkan kerugian bahkan kecelakaan pada karyawan. Akibat yang ditimbulkan dari kurangnya kenyamanan dan keamanan kondisi kerja salah satunya adalah keluhan musculoskeletal disorders. Keluhan musculoskeletal disorders adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan yang sangat ringan sampai sangat sakit (Anizar & Suriadi, 2008). Dampak langsung yang dirasakan mungkin hanya beberapa menit saja, namun jika dampak tersebut terjadi berulang kali maka dapat menimbulkan trauma dan menyebabkan kerusakan.
Gejala-gejala yang muncul dapat berupa rasa kesemutan, sakit, timbulnya pembengkakan, rasa, dan rasa kaku. Sebagian musculoskeletal disorders disebabkan oleh pekerja itu sendiri atau lingkungan kerjanya. Adapun -faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan ini adalah pekerjaan dilakukan berulang-ulang,sikap kerja yang tidak ergonomis, adanya, kurangnya pengetahuan tentang tempat kerja, pengorganisasian serta variasi kerja. Pada umumnya musculoskeletal disorders dialami pada bagian punggung, leher, bahu, lengan atas, dan pinggang. musculoskeletal disorders jarang dialami pada anggota tubuh bagian bawah (Susila, 2002).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan postur kerja berdasarkan nilai RULA dan memberikan usulan perbaikan untuk mengurangi resiko musculoskeletal disorders.
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masgalah dari kegiatan manganalisis Ergonomi dengan metode RULA dan NORDIC pada postur pekerja adalah sebagai
berikut :
Bagaimana hasil analisis postue prkerja dengan menggunakan metode
RULA dan NORDIC?
Berdasarkan hasil analisis postur pekerja dengan menggunakan metoda
RULA dan NORDIC, apa kesilmpulan yang didapat ?
BATASAN MASALAH
Adapun asumsi dari kegiatan menganalisis Ergonomi dengan menggunakan
metode RULA dan NORDIC pada postur pekerja adalah sebagai berikut :
Pekerjaan yang dianalisis melakukan aktivitas yang bersifat rutin
pekerjaaanya.
Gambar pekerja telah merepresentasikan kegiatan regular yang
dikerjakan pekerja.
Adapun batasan dari kegiatan menganalisis Ergonomi dengan menggunakan
metode RULA dsn NORDIC pada postur pekerja adalah sebagai berikut
:.
Kegiatan hanya berupa pengamatan secara langsung dan analisis dari
dokumentasi pengamatan.
Pemberian rekomendasi tidak dilakukan keterbatasan waktu dan ruang
lingkup kegiatan .
TUJUAN
Adapun tujuan dari kegiatan menganalisis Erginomi dengan menggunakan
metode RULA dan NORDIC pada postur pekerja adalah sebagai berikut:.
Untuk mengurangi resiko kecelakaan saat bekerja.
Menyimpulkan hasil dari analisis RULA dan memberi saran perbaikan
sesuai dengan hasil analisis RULA.
halaman 2
BAB II
DASAR TEORI
ERGONOMI
Ergonomi adalah Ilmu, Seni dan Penerapan Teknologi untuk Menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktifitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik (Tarwaka, Bakri, & Sudiajeng, 2004).
Tujuan ergonomi secara umum adalah:
Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif mauoun setelah tidak produktif.
Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis, dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualisat hidup yang tinggi. (Tarwaka, Bakri, & Sudiajeng, 2004).
Untuk mencapai tujuan ergonomi, maka perlu keserasian antara pekerja dan pekerjaannya, sehingga manusia pekerja dapat bekerja sesuai dengan kemapuan, kebolehan dan keterbatasannya. Secara umum hal ini ditentukan oleh berbagai faktor yaitu: umur, jenis kelamin, ras, antropometri, status kesehatan, gizi, kesegaran jasmani, pendidikan, keterampilan, budaya, tingkah laku, kebiasaan, dan kemapuan beradaptasi (Tarwaka, Bakri, & Sudiajeng, 2004).
Annis dan McConville (1996) membagi aplikasi ergonomi dalam kaitannya dengan antropometri menjadi dua devisi utama yaitu:
Ergonomi berhadapan dengan tenaga kerja, mesin, beserta sarana pendukung lainnya dan lingkungan kerrja. Tujuannya adalah untuk menciptakan kemungkinan situasi terbaik pada pekerjaan sehingga kesehatan fisik dan mental tenaga kerja harus dipelihara serta efisiensi produktifitas dan kualitas produk dapat dihasilkan dengan optimal.
Ergonomi berhadapan dengan karakteristik produk pabrik yang berhubungan dengna konsumen atau pemakai produk (Tarwaka, Bakri, & Sudiajeng, 2004).
- BIOMEKANIKA
Biomekanika adalah ilmu yang mempelajari tentang gerakan tubuh manusia yang dikaji dengan sudut pandang teknis. Biomekanika dibagi menjadi dua, yaitu general biomechanic dan occupational biomechanic. General biomechanic adalah konsep biomekanika yang mempelajari tentang posisi tubuh manusia baik dalam osisis bergerak maupun diam. (Akshinta
& Susanty, 2017)
Biomekanika pada dasarnya mempelajari kekuatan, ketahanan, kecepatan, ketelitian, dan keterbatasan manusia dalam melakukan kegiatan kerja. Fakotr ini berhubungan dengan pekerjaan yang bersifat material handling, seperti mengankat beban, memindahkan beban, dan pekerjaan lainnya yang banyak melibatkan otot tubuh. (Akshinta & Susanty, 2017)
- KELUHAN MUSKULOSKELETAL
Kelihan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secaara beru;ang dan dalam watu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya disebut dengan keluhan musculoskeletal disorder (MSDs) atau pada sistem muskuloskeletal (Grandjean, 1993; lemasters, 1996 dalam tarwaka, Bakri, & Sudiajeng, 2004).
Keluhan otot dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:
- Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot menerima beban satis, namun keluhan tersebut akan segera hilang jika pembebandan dihentikan, dan
- Keluhan menetap (persistent), yaitu keluhan otot yang bersifat menetap. Walaupun pembebanankerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot masih terus berlanjut.
(Tarwaka, Bakri, & Sudiajeng, 2004)
Keluhan toto skeletal umumnya terjadi karena kontraksi otot yang berlebihan akibat pemberian beban kerja yang terlalu berat dengan durasi pembebanan yang panjang. Sebaliknya, keluhan otot mungkin tidaj terjadi apabila kontraksi otot hanya berkisar antara 15 hingga 20% dari
kekuatan otot maksimal. (Tarwaka, Bakri, & Sudiajeng, 2004).
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan otot skeletal yaitu: Peregangan otot yang berlebihan, aktiftas berulang, sikap kerja tidak alamiah, faktor peneyebab sekunter: tekanan, getaran, mikroklimat dan penyebab kombinasi: umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok, kesegaran jasmani, kekuatan fisik dan ukuran tubuh (antopometri). (peter Vi, 200
dalam Tarwaka, Bakri, & Sudiajeng, 2004)
RULA
RULA dikembangkan oleh Dr. Lynn Mc Attamney dan Dr. Nigel Corlett. Pertama kali dijelaskan dalam bentuk jurnal aplikasi ergonomi pada tahun 1993. RULA diperuntukan dan dipakai pada bidang ergonomi dengan bidang cakupan yang luas (mcAtamney et al, 1993 dalam akhsinta et al, 2017).
Teknologi ergonomi mengevaluasi postur atau sikap, kekuatan dan aktivitas otot yang menimbulkan cidera akibat aktivitas berulang. Ergonomi diterapkan untuk mengevaliasi hasil pendekatan yang berupa skor risiko antara satu sapai tujuh, skor tertinggi menandakan level yang mengakibatkan risiko yang besar atau berbahaya untuk dilakukan dalam bekerja. Metode RULA dikembangkan untuk mendeteksi postur kerja yang beresiko dan dilakukan perbaikan sesegera mungkin (Lueder et al, 1996 dalam akhsinta et al, 2017)
Metode ini menggunakan diagara body postures dan empat tabel penilaian yang disediakan untuk mengevaluasi postur kerja yang berbahaya dalam siklus pekerjaan tersebut. Penggnaan metode ini akan didapatkan niai batasan maksimum dalam berbagai postur kerja. Nilai
batasan tersebut anata nilai 1-7 (McAtamney et al, 1993 dalam akhsinta et al, 2017).
Gambar 1. 1: RULA
BAB III
FLOW CHART
-
FLOWCHART
Gambar 3.1 Flow Chart
DAFTAR PUSTAKA
Akshinta, P. Y., & Susanty, A. (2017). Analisis RULA (Rapid Upper
Limb Assessment) Dalam Menentukan Perbaikan Postur Pekerja Las Listrik
Pada Bengkel Las Listrik Nur Untuk Mengurangi Resiko Muscoluskeletal
Disorder. Industrial Engineering Online Journal, 1-10.
Tarwaka, Bakri, S. H., & Sudiajeng, L. (2004). Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktifitas.
Suraktarta: Uniba Press.
Post a Comment
0 Comments